Selasa, 14 September 2021

Karakter wirausaha sukses

KARAKTER WIRAUSAHA SUKSES

MEMOTIVASI DIRI SENDIRI (SELF MOTIVATED)




A. Pengartian Kewirausahaan 

           Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama. 

B. Karakter Kewirausahaan 

        Menurut David (1996) karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha harus memenuhi syarat- syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti : inovatif, kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya mewujudkan. Profil seorang wirausahawan menurut David (1996) merupakan karakteristik profil ciri wirausahawan yang menonjol diantaranya adalah sebagai berikut: 

1.Berprestasi tinggi, ahli untuk memperoleh prestasi. 

2.Pengambil risiko, mereka tidak mengambil risiko tetapi akan menghindari risiko tinggi apabila dimungkinkan. 

3.Pemecah masalah, mereka tanggap mengenali dan memecahkan masalah yang dapat menghalangi kemampuannnya mencapai tujuan. 

4.Pencari status, mereka tidak memperkenankan kebutuhan terhadap status menggannggu misi usahanya. 

5.Tingkatan energi tinggi dedikasi dan workaholic demi mewujudkan sukses. 6.Percaya diri, tingkat confidence yang tinggi. 

7.Ikatan emosi memisahkan antara hubungan emosional dengan karir.

 8.Kepuasan pribadi, menyukai kompleksitas tinggi dengan fomalisasi yang rendah. 

         Menurut pendapat Bygrave (1996), karakter seorang wirausahawn adalah irisan dari berbagai sikap mental poistif dan membutuhkan proses yang berasal dari internal maupun eksternal. 

C. Relasi Faktor-faktor pembentuk Wirausahawan

        Adapun relasi faktor-faktor pembentuk wirausahawan yaitu kreatifitas, motivasi dan inovasi, agresivitas, risk seeker, integritas kepribadian, percaya diri, kompetensi dan pemecah masalah. Penelitian tentang standarisasi tes potensial kewirausahaan pemuda versi Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan ada 11 ciri atau indikator kewirausahawan yaitu sebagai berikut: 

1.Motivasi berprestasi 

 2.Kemandirian 

3.Kreativitas

 4.Pengamilan risiko (sedang) 

5.Keuletan 

 6.Orientasi masa depan 

7.Kominikatif dan reflektif 

8.Kepemimpinan 

9. Locus of control merupakan cara pandang sesorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya. 

10. Perilaku instrumental yaitu perilaku yang selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk membantu dirinya mencapai tujuan yang hendak dicapainya dalam berwirausaha. 

11. Penghargaan terhadap uang. 

D. Kakteristik Seorang Wirausahawan


 Adapun kakteristik seorang wirausahawan adalah sebagai berikut: 

1.Memiliki kreatifitas tinggi 

        Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya, kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. 

• Menurut Zimmerer dalam Suryana (2003:24) mengungkapkan bahwa : ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. 

• Oleh karena itu, kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing).

• Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to those problems and opportunities to enhance or to enrich people’s live.

• kreativitas mengandung pengertian, yaitu: 

    1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada. 

    2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru. 

    3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik. 

• Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi. 

• Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu melahirkan inovasi. 

2. Selalu Berkomitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab 

            Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat di dalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar.

            Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”. 7 prinsip dalam bushido, ialah : 

1. Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat, 

2. Yu : berani, ksatria, 

3. Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama, 

4. Re : bersikap santun, bertindak benar, 

5. Makoto : tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih,

 6. Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan, 

7. Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena mereka komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan berkualitas. 

            Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan sebagai berikut : 

• Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar. 

• Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras 

• Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja tulus 

• Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas 

• Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif

• Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius 

• Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna 

• Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul 

3.Mandiri atau Tidak Ketergantungan 

            Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikirannya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. 

4.Berani Mengambil Risiko 

            Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003:21). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang.

 5.Motif Berprestasi Tinggi 

Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 

       1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya. 
       2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan. 
       3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. 

      4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan. 

      5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty- fifty). Jika tugas yang        diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari  tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah. 

6.Selalu Perspektif 

            Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. 

7.Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi 

            Menurut Poppy King ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: Pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Jelas bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan bertalian langsung dengan daya imajinasi kita. Dan di dalam masa-masa itulah segala hambatan (obstacle), kesulitan (hardship), dan kesenangan atau suka cita (very rewarding life) bercampur baur jadi satu. Sehingga, jika Poppy King mengatakan bahwa ketiga hal itulah yang dihadapi oleh seorang wirausaha dalam bidang apapun. Perilaku, konsep, dan teori merupakan hal-hal yang dapat dipelajari oleh siapapun juga. Sepanjang kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk belajar, maka kesempatan untuk menjadi wirausaha tetap terbuka. Sepanjang kita sadar bahwa belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan, yang tidak selalu berarti dimulai dan berakhir di sekolah atau universitas tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur hidup, dimana saja dan kapan saja maka belajar berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meski tak harus berarti menjadi wirausaha "besar".

 8.Selalu Mencari Peluang 

            Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat. 

9.Memiliki Jiwa Kepemimpinan 

            Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran. Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. 

             Perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power). 

10. Memiliki Kemampuan Manajerial 

            Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh. 

11. Memiliki Keterampilan Personal 

Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut: 

• Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya. 

• Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut. 

• Mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien. 

• Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli. 

• Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin. 

• Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya. 

• Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.

            Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu : 

1. Dream ; mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu mewujudkannya 

2. Decisiveness ; tidak bekerja lambat, membuat keputusan berdasar perhitungan yang tepat. 

3. Doers ; membuat keputusan dan melaksanakannya 

4. Determination ; melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian 

5. Dedication ; mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha 

6. Devotion ; mencintai pekerjaan yang dimiliki 

7. Details ; memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci 

8. Destiny ; bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai 

9. Dollars ; motivasi bukan hanya uang 

10. Distribute ; mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang yang dipercayai 

E. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha 

            Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya: 

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. 

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. 

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar. 

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. 

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. 

6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. 

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar

6 komentar:

  1. Kajian sanggat lengkap dan sanggat membantu menambah pengetahuan bagi si pembaca👍🙂

    BalasHapus
  2. Sangat luar biasa, dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca ,thank's

    BalasHapus
  3. Wow.
    Tapi ini bukannya
    Task kita kemaren ya?🤔

    BalasHapus

Ruang Lingkup Disiplin Ilmu Kewirausahaan, Konsep, Konteks dan Hakikat Kewirausahaan, Karakteristik dan Nilai-nilai Kewirausahaan

 1.1  Ruang Lingkup Disiplin Kewirausahaan   2.1.1 Disiplin Ilmu Kewirausahaan        Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari...