Jumat, 24 September 2021

TUJUAN, MANFAAT DAN KERUGIAN PEMBANGUNAN EKONOMI

 


1. Tujuan pembangunan ekonomi 

Semua negara yang ada di dunia ini, baik negara maju maupun negara sedang berkembang selalu melaksanakan pembangunan ekonomi. Tujuan negara-negara tersebut mengadakan pembangunan ekonomi pada prinsipnya dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Menaikkan produktivitas 

b. Menaikkan pendapatan per kapita

c.     Mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.

Namun bagi negara sedang berkembang, tujuan dari pembangunan ekonomi pada prinsipnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya sehingga staraf dengan tingkat hidup negara-negara maju.

2. Manfaat Pembangunan Ekonomi

Dengan adanya pembangunan ekonomi, ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat maupun perekonomian antara lain adalah:

a. Output atau kekayaan suatu masyarakat atau perekonomian akan bertambah.

b. Kebahagiaan penduduk akan bertambah, karena pembangunan ekonomi dapat menambah kesempatan untuk mengadakan pilihan yang lebih luas.

c. Pembangunan ekonomi dapat memberikan manusia kesempatan yang lebih besar untuk menguasai alam sekitarnya.

d. Pembangunan ekonomi memberi kebebasan untuk memilih kesenangan yang lebih luas. Sebagai suatu contoh, pada saat orang hidup pada masyarakat primitive, untuk memiliki pakaian yang pantas, kendaraan maupun perhiasan sangat luas. Dengan adanya pembangunan ekonomi seseorang dapat memiliki barang-barang yang bersifat mewah, seperti mobil, rumah mewah, hotel dan lain sebagainya.

e. Dengan pembangunan ekonomi, akan tersedia lebih banyak jasa yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

f. Pembangunan ekonomi akan mengurangi jurang perbedaan antara negara-negara yang sedang berkembang dengan negara-negara yang sudah maju.


3. Kerugian/Kelemahan Pembangunan Ekonomi

Salah satu syarat dilaksanakannya pembangunan ekonomi adalah semangat ekonomi. Arti bahwa pelaksanaan pembangunan ekonomi harus berlandaskan tindakan-tindakan yang ekonomi. Tindakan ekonomis adalah tindakan yang berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Ia harus berusaha untuk menggunakan kesempatan dan faktor-faktor produksi seefisien mungkin. Ia harus berusaha mendapatkan manfaat yang lebih besar dari pengorbanan. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi akan berhasil dengan baik, apabila setiap orang dalam melakukan kegiatan ekonominya selalu berdasarkan prinsip ekonomi.


Prinsip ekonomi mengatakan bahwa:

a. Dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil tertentu.

b. Dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya.

Apabila kita melihat kembali, bahwa salah satu indikator dari pembangunan ekonomi adalah tingkat pendapatan yang meningkat. Tingkat pendapatan yang tinggi dapat dicapai apabila seseorang bekerja secara efisien atau bekerja berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan pembangunan ekonomi akan mendorong seseorang berpikir dan bertindak ekonomis, materialistis dan mementingkan diri sendiri.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerugian-kerugian dari pembangunan ekonomi adalah:

a. Mendorong seseorang untuk berpikir maupun bertindak lebih mementingkan diri sendiri (individualistis)

b. Mendorong seseorang lebih bersifat materialistis

c. Sifat hidup gotong royong yang pada umumnya terdapat di negara-negara sedang berkembang semakin berkurang.

Kamis, 23 September 2021

KONSEP PENDAPATAN NASIONAL DAN PENDAPATAN PER KAPITA

PENDAPATAN NASIONAL DAN PENDAPATAN PER KAPITA 

    Yang dimaksud dengan Pendapatan Nasional adalah keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh lapisan masyarakat selama periode tertentu, yang untuk Indonesia adalah satu tahun kalender. Sedangkan yang dimaksud dengan Pendapatan Per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk

                     

         


                                                                          
 



    

 

 

          PERBEDAAN GROSS NATIONAL PRODUCT (PNB) DENGAN GROSS DOMESTIC PRODUCT (PDB)

       Produk National Bruto (PNB) hanya memperhitungkan nilai output dari orang yang tinggal di negara sendiri (Indonesia) dengan memperhatikan apakah bekerja di luar negeri atau di Indonesia. Output orang asing yang bekerja di Indonesia tidak masuk dalam perhitungan. Sedangakan Produk Domestik Bruto (PDB) memperhitungkan output yang dihasilkan oleh mereka yang di Indonesia, apakah itu orang asing atau bukan. Itu tidak mencakup output dari orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.

        Salah satu indicator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi disutau negara dalam satu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB), baik dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan

       PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu atau jumalah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

    PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.

          PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan  harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

          Pendapatan per kapita dalam suatu daerah dapat dihitung juga dengan cara seluruh jumlah PDRB di bagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.


 

 

 

          Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah bruto yang diakibatkan oleh seluruh kegiatan perekonomian di daerah tersebut dalam hal ini disebut masing-masing daerah pada satu provinsi. Dalam perhitungan PDRB sangat membantu dalam membuat kebijakan atau perencanaan pada derah tersebut, evaluasi pembangunan, dan memberikan informasi yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian daerah.

Rabu, 22 September 2021

PERBEDAAN EKONOMI PEMBANGUNAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

 A.  Pengertian Ekonomi Pembangunan

     Ekonomi Pembangunan, didefinisikan sebagai suatu cabang dari ilmu ekonomi yang bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang, dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah itu, supaya negara-negara tersebut dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.

 

Menurut para ahli/literatur ekonomi pembangunan dapat didefinisikan, yaitu:

1.  Menurut Sadono Sukirno, bahwa Ekonomi Pembangunan adalah suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah itu, agar negara-negara tersebut dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.

2.  Menurut Lincolin Arsyad, bahwa Ekonomi Pembangunan adalah bidang studi dalam ilmu ekonomi yang mempelajari tentang masalah-masalah ekonomi di negara-negara berkembang dan kebijakan-kebijakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi.

3. Menurut Hakim, bahwa Ekonomi Pembangunan adalah ilmu yang mempelajari pembangunan ekonomi.

4.  Menurut Wikipedia, bahwa Ekonomi Pembangunan adalah cabang ekonomi yang mempelajari aspek-aspek ekonomi dalam proses pembangunan di negara berkembang.

 

B.  Pengertian Pembangunan Ekonomi

     Pembangunan Ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang, disertai dengan perubahan ciri-ciri penting suatu masyarakat yaitu perubahan dalam keadaan sistem politiknya, struktur sosialnya, nilai-nilai masyarakatnya, dan struktur kegiatan ekominya.

 



Menurut para ahli Pembangunan Ekonomi dapat didefinisikan, yaitu:

1.  Menurut Adam Smith, bahwa Pembangunan Ekonomi adalah proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi

2.  Menurut Scumpeter, bahwa Pembangunan Ekonomi adalah perubahan pendapatan per kapita dan pendapatan nasional yang terjadi secara spontan/tiba-tiba dan terus-menerus.

3. Menurut Sadono Sukirno, bahwa Pembangunan Ekonomi adalah proses untuk meningkatkan pemasukkan atau pendapatan per kapita suatu negara dengan cara mengolah potensi ekonomi menjadi rill.

4. Menurut Simon Kuznets, bahwa Pembangunan Ekonomi adalah meningkatkan kemampuan suatu negara untuk menyediakan beragam barang.

Berdasarkan definisi diatas maka pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting, yaitu:

1.    Suatu Proses

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses, bahwa pembangunan ekonomi langsung secara terus-menerus. Dalam analisis ekonomi pembanguan, pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai suatu proses, maksudnya agar antara faktor yang satu dengan faktor lain yang menghasilkan pembangunan ekonomi itu saling berkaitan, berhubungan dan saling mempengaruhi. Dengan demikian, diharapkan dapat diketahui deretan peristiwa yang timbul, yang akan mewujudkan peningkatan dalam kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ke tahap berikutnya.

2.    Usaha untuk Meningkatkan Pendapatan Per Kapita

Pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan per kapita, karena kenaikan itu merupakan suatu pencermianan dari timbulnya perbaikan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Biasanya laju pembangunan ekonomi suatu negara ditunjukkan dengan tingkat pertambahan Gross National Product (GNP) atau Gross Domestic Product (GDP).

3.    Kenaikan Pendapatan Per kapita Harus Terus Berlangsung dalam Jangka Panjang

Hal ini bukan berarti bahwa pendapatan per kapita harus mengalami kenaikan terus-menerus, tetapi pada suatu waktu tertentu dapat turun, misalnya pada saat terjadi pergolakan politik, kemunduran sektor ekspor yang menyebabkan kondisi ekonomi turun (keadaan demikian bersifat sementara) yang penting kegiatan ekonomi secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

          Dilihat dari sifat pembangunan ekonomi dapat anda ketahui bahwa pembangunan ekonomi bukan saja berarti perubahan dalam struktur ekonomi suatu negara, yang menyebabkan peranan sektor pertanian menurun, peranan kegiatan industri meningkat, dan peningkatan pendapatan per kapita. Akan tetapi di samping perubahan-perubahan tersebut, pembangunan ekonomi menurut Rostow berarti pula suatu proses yang menyebabkan antara lain:

1. Perubahan orientasi organisasi ekonomi, politik maupun sosial yang pada mulanya mengarah ke dalam suatu daerah menjadi berorientasi ke luar.

2.  Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, yaitu dari menginginkan banyak anak menjadi membatasi jumlah keluarga.

3.  Perubahan dalam kegiatan penanaman modal masyarakat dari melakukan penanaman modal yang tidak produktif ke yang produktif.

4.   Perubahan cara masyarakat dalam menentukan kedudukan seseorang dalam masyarakat, dari semula ditentukan oleh kedudukan keluarga atau suku bangsa menjadi ditentukan oleh kesanggupan melaksanakan pekerjaan.

5. Perubahan dalam pandangan masyarakat yang mulanya berkeyakinan bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh keadaan alam sekitarnya dan selanjutnya berpandangan bahwa manusia harus mengikuti perubahan dan membuat perubahan karena dampak pembangunan ekonmi.

       Dari uraian di atas, dapat anda ketahui bahwa antara Ekonomi Pembangunan dengan Pembangunan Ekonomi adalah berbeda.

        Perbedaannya adalah ekonomi pembangunan merupakan cabang ilmu ekonomi yang mempelajari pembangunan ekonomi khususnya di negara berkembang. Sedangkan pembangunan ekonomi atau sering pula disebut perkembangan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk meningkat dalam jangka panjang, disertai dengan perubahan ciri-ciri penting dalam suatu masyarakat (modernisasi). 

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI

 

            


        Sejak Adam Smith mengeluarkan bukunya An Inquiry Into Nature and Causes of the Wealth of Nation, para ahli Ekonomi mulai melanjutkan penyelidikan mengenai perkembangan ekonomi suatu negara. Alnalisis tentang perkembangan ekonomi suatu negara dipelajari oleh suatu ilmu yang diberi nama Ekonomi Pembangunan (Development Economics).

          Menurut Sadono sukirno (1985), Ekonomi Pembangunan didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk menganalisis masalah-masalah yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah itu, agar negara-negara tersebut dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.

          Berdasarkan definisi di atas, dapat dilihat bahwa tujuan dari analisis ekonomi pembangunan adalah untuk:

1.    Menelaah faktor-faktor yang menimbulkan keterlambatan atau ketiadaan pembangunan di negara-negara sedang berkembang.

2.    Mengemukakan cara pendekatan yang dapat di tempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, sehingga dapat mempercepat jalannya pembanguann ekonomi di negara-negara tersebut..

          Ekonomi Pembangunan sedikit berbeda dengan ilmu ekonomi seperti ilmu ekonomi makro maupun ilmu ekonomi mikro. Perbedaannya, bahwa ekonomi pembanguan belum mempunyai pola analisis tertentu yang dapat diterima oleh kebanyakan ahli-ahli ekonomi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1.    Sangat kompleksnya masalah pembangunan

2.    Banyaknya faktor yang mempengaruhi pembangunan dan banyaknya faktor yang terpengaruh oleh pembangunan. Hal ini menyebabkan topik yang di analisis dalam ekonomi pembangunan meliputi bidang yang sangat luas. Beberapa contoh bidang yang dianalisis dalam ekonomi pembangunan adalah sebagai berikut:

a.    Masalah pertumbuhan ekonomi

b.    Masalah kemiskinan

c.    Masalah pembentukan modal

d.    Perdagangan luar negeri

e.    Pengerhan tabungan

f.     Bantuan Luar Negeri

g.    Masalah pengangguran

h.    Masalah migrasi

          Para ekonom sampai saat ini belum mencapai kesepakatan mengenai faktor-faktor apa yang memegang peranan paling penting dalam pembangunan ekonomi, dan bagaimana mekanisme proses pembangunan ekonomi tersebut terjadi. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa pola analisis ekonomi pembangunan tidak dapat ditentukan sifat-sifatnya.

          Apabila dicermati, pada hakikatnya pembahasan-pembahasan mengenai pembangunan ekonomi dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu:

1.    Pembahasan mengenai pembangunan ekonomi, baik yang bersifat deskriptif maupun analitis yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai berbagai sifat perekonomian dan masyarakat di negara sedang berkembang serta implikasi sifat-sifat tersebut kepada kemungkinan untuk membangunan ekonomi kawasan tersebut.

2.    Pembahasan menenai pembangunan ekonomi yang bersifat memberikan berbagai pilihan kebijakan pembnagunan yang dapat dilaksanakan dalam upaya untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi di negara sedang berkembang.

          Dalam pembicaraan mengenai masalah ekonomi, istilah ekonomi pembangunan sering dianggap sama dengan pembangunan ekonomi. Padahal kedua istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda. Di samping kedua istilah tersebut masih ada isitilah lain yang dipertukarkan yaitu antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi atau perkembangan ekonomi.

Jumat, 17 September 2021

PENGERTIAN ILMU EKONOMI, SCARCITY, CHOICE, OPPORTUNITY COST DAN TIGA MASALAH POKOK DALAM PEREKONOMIAN

 


ILMU EKONOMI

Pengertian Ilmu Ekonomi

          Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan (alokasi) atas sumber daya yang langkah dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya.

          Ada 3 (tiga) masalah pokok dalam perekonomian (What, How dan Who):

1. Apa yang harus diproduksi dan berapa banyaknya?

2. Bagaimana menghasilkan barang dan jasa tersebut?

3. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi?

Pengertian Scarcity, Choice dan Opportunity Cost

·         Scarcity (Kelangkaan)

Alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas sementara kebutuhan manusia tidak terbatas. Sehingga memberikan dampak buruk jika keduanya tidak seimbang/terpenuhi.

·         Choices (Pilihan-pilihan)

Terbatasnya alat pemuas kebutuhan manusia sementara kebutuhan tidak terbatas mendorong manusia melakukan pilihan-pilihan yang bersifat individu maupun kolektif.

·         Opportunity Cost (Biaya Kesempatan)

Manusia bersifat rasional artinya pertimbangan menurut prinsip ekonomi dan untung rugi. Maka biaya kesempatan merupakan biaya yang dikeluarkan seseorang atau institusi ketika memilih suatu kegiatan demi memmenuhi kebutuhan.

Selasa, 14 September 2021

Karakter wirausaha sukses

KARAKTER WIRAUSAHA SUKSES

MEMOTIVASI DIRI SENDIRI (SELF MOTIVATED)




A. Pengartian Kewirausahaan 

           Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama. 

B. Karakter Kewirausahaan 

        Menurut David (1996) karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha harus memenuhi syarat- syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti : inovatif, kreatif, adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas keputusan yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya mewujudkan. Profil seorang wirausahawan menurut David (1996) merupakan karakteristik profil ciri wirausahawan yang menonjol diantaranya adalah sebagai berikut: 

1.Berprestasi tinggi, ahli untuk memperoleh prestasi. 

2.Pengambil risiko, mereka tidak mengambil risiko tetapi akan menghindari risiko tinggi apabila dimungkinkan. 

3.Pemecah masalah, mereka tanggap mengenali dan memecahkan masalah yang dapat menghalangi kemampuannnya mencapai tujuan. 

4.Pencari status, mereka tidak memperkenankan kebutuhan terhadap status menggannggu misi usahanya. 

5.Tingkatan energi tinggi dedikasi dan workaholic demi mewujudkan sukses. 6.Percaya diri, tingkat confidence yang tinggi. 

7.Ikatan emosi memisahkan antara hubungan emosional dengan karir.

 8.Kepuasan pribadi, menyukai kompleksitas tinggi dengan fomalisasi yang rendah. 

         Menurut pendapat Bygrave (1996), karakter seorang wirausahawn adalah irisan dari berbagai sikap mental poistif dan membutuhkan proses yang berasal dari internal maupun eksternal. 

C. Relasi Faktor-faktor pembentuk Wirausahawan

        Adapun relasi faktor-faktor pembentuk wirausahawan yaitu kreatifitas, motivasi dan inovasi, agresivitas, risk seeker, integritas kepribadian, percaya diri, kompetensi dan pemecah masalah. Penelitian tentang standarisasi tes potensial kewirausahaan pemuda versi Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan ada 11 ciri atau indikator kewirausahawan yaitu sebagai berikut: 

1.Motivasi berprestasi 

 2.Kemandirian 

3.Kreativitas

 4.Pengamilan risiko (sedang) 

5.Keuletan 

 6.Orientasi masa depan 

7.Kominikatif dan reflektif 

8.Kepemimpinan 

9. Locus of control merupakan cara pandang sesorang terhadap suatu peristiwa apakah dia dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi pada dirinya. 

10. Perilaku instrumental yaitu perilaku yang selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada dilingkungannya untuk membantu dirinya mencapai tujuan yang hendak dicapainya dalam berwirausaha. 

11. Penghargaan terhadap uang. 

D. Kakteristik Seorang Wirausahawan


 Adapun kakteristik seorang wirausahawan adalah sebagai berikut: 

1.Memiliki kreatifitas tinggi 

        Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing), oleh karena itu menurutnya, kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. 

• Menurut Zimmerer dalam Suryana (2003:24) mengungkapkan bahwa : ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. 

• Oleh karena itu, kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating something from nothing).

• Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to those problems and opportunities to enhance or to enrich people’s live.

• kreativitas mengandung pengertian, yaitu: 

    1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada. 

    2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru. 

    3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik. 

• Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi. 

• Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu melahirkan inovasi. 

2. Selalu Berkomitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab 

            Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat di dalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan digelutinya, didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar.

            Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” (etos para samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo (1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”. 7 prinsip dalam bushido, ialah : 

1. Gi : keputusan benar diambil dengan sikap benar berdasarkan kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah, terhormat, 

2. Yu : berani, ksatria, 

3. Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap sesama, 

4. Re : bersikap santun, bertindak benar, 

5. Makoto : tulus setulus-tulusnya, sungguh-sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih,

 6. Melyo : menjaga kehormatan martabat, kemuliaan, 

7. Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena mereka komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan berkualitas. 

            Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja Unggulan sebagai berikut : 

• Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar. 

• Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras 

• Kerja itu rahmat, kerja adalah terima kasihku, aku sanggup bekerja tulus 

• Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas 

• Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif

• Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius 

• Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna 

• Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul 

3.Mandiri atau Tidak Ketergantungan 

            Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan pikirannya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. 

4.Berani Mengambil Risiko 

            Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003:21). Wirausaha adalah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang.

 5.Motif Berprestasi Tinggi 

Menurut Gede Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 

       1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya. 
       2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan. 
       3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. 

      4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan. 

      5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty- fifty). Jika tugas yang        diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari  tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah. 

6.Selalu Perspektif 

            Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya. 

7.Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi 

            Menurut Poppy King ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun, yakni: Pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Jelas bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan bertalian langsung dengan daya imajinasi kita. Dan di dalam masa-masa itulah segala hambatan (obstacle), kesulitan (hardship), dan kesenangan atau suka cita (very rewarding life) bercampur baur jadi satu. Sehingga, jika Poppy King mengatakan bahwa ketiga hal itulah yang dihadapi oleh seorang wirausaha dalam bidang apapun. Perilaku, konsep, dan teori merupakan hal-hal yang dapat dipelajari oleh siapapun juga. Sepanjang kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk belajar, maka kesempatan untuk menjadi wirausaha tetap terbuka. Sepanjang kita sadar bahwa belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan, yang tidak selalu berarti dimulai dan berakhir di sekolah atau universitas tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur hidup, dimana saja dan kapan saja maka belajar berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meski tak harus berarti menjadi wirausaha "besar".

 8.Selalu Mencari Peluang 

            Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat. 

9.Memiliki Jiwa Kepemimpinan 

            Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun prmasaran. Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. 

             Perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power). 

10. Memiliki Kemampuan Manajerial 

            Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan uasaha yang diperoleh. 

11. Memiliki Keterampilan Personal 

Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut: 

• Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya. 

• Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkan peluang tersebut. 

• Mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien. 

• Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli. 

• Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin. 

• Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya. 

• Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/ managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.

            Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu : 

1. Dream ; mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu mewujudkannya 

2. Decisiveness ; tidak bekerja lambat, membuat keputusan berdasar perhitungan yang tepat. 

3. Doers ; membuat keputusan dan melaksanakannya 

4. Determination ; melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian 

5. Dedication ; mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha 

6. Devotion ; mencintai pekerjaan yang dimiliki 

7. Details ; memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci 

8. Destiny ; bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai 

9. Dollars ; motivasi bukan hanya uang 

10. Distribute ; mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang yang dipercayai 

E. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kegagalan Wirausaha 

            Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya: 

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. 

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. 

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar. 

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. 

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. 

6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. 

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar

Ruang Lingkup Disiplin Ilmu Kewirausahaan, Konsep, Konteks dan Hakikat Kewirausahaan, Karakteristik dan Nilai-nilai Kewirausahaan

 1.1  Ruang Lingkup Disiplin Kewirausahaan   2.1.1 Disiplin Ilmu Kewirausahaan        Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari...