1.1 Ruang Lingkup Disiplin Kewirausahaan
2.1.1 Disiplin Ilmu Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari
tentang nilai, kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang akan dihadapi.
2.1.2 Objek
Studi Kewirausahaan
Adapun objek studi kewirausahaan adalah
sebagai berikut:
a.
Kemampuan
merumuskan tujuan hidup/usaha.
b.
Kemampuan
memotivasi diri untuk melahirkan suatu tekad kemauan yang menyala-nyala.
c.
Kemampuan
berinovasi.
d.
Kemapuan
untuk membentuk modal uang atau barang modal.
e.
Kemampuan
untuk mengatur waktu.
f.
Kemmapuan
mental yang dilandasi agama.
g.
Kemampuan
untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik maupun
menyakitkan.
2.1.3 Perkembangan Disiplin Ilmu Kewirausahaan
Perkembangan kewirausahaan
mulai dikenal pada abad 18. Pada awalnya istilah wirausaha merupakan sebutan
bagi para pedagang yang membeli barang di daerah- daerah yang kemudian
menjualnya dengan harga yang tidak pasti. Adapun beberapa
pengertian wirausaha dan kewirausahaan menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
a. Menurut Richard
Cantillon (1755) dalam bukunya “Essaisur La Nature Du Commerce En Generale”
dijelaskan bahwa wirausaha adalah orang yang menanggung risiko.
b.
Menurut Schumpeter
(1912), berpendapat bahwa wirausaha tidak selalu berarti pedangang atau
manajer, tetapi seorang unik yang memiliki keberanian mengambil risiko dan
memperkenalkan produk-produk inovatif serta teknologi baru ke dalam
perekonomian.
c.
Menurut Peter F.
Drucker (1994), kewirausahaan merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda.
d.
Menurut Peter
Hisrich (1995), kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda
untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti dengan
penggunaan uang, risiko dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta
kepuasan dan kebebasan pribadi.
e.
Menurut Thomas W.
Zimmerer (1996), kewirausahaan merupakan proses penerapan kreativitas dan
inovasi untuk memecahkan masalah dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang
dalam setiap hari.
Sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan persaingan, sehingga sekarang mengalami perubahan paradigma di pendidikan. Menurut Soeharto Prawirokusumo (1997), Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen karena:
a. kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh
dan nyata yaitu terdapat teori konsep dan metode ilmiah yang lengkap.
b.Kewirausahaan memiliki 2 konsep: permulaan dan
perkembangan usaha, yang jelas tidak masuk dalam kerangka pendidikan manajamen
umum yang mesisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
c.Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memilki
objek tersendiri dengan kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
d.Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan
pemerataan usaha dan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
Sama halnya dengan ilmu manajemen yang berkembang di bidang industri pada awalnya dan berkembang lagi di berbagai ilmu begitu juga dengan kewirausahaan yang berkembang diberbagai bidang yang pada awalnya hanya di bidang perdangan. Dalam bidang tertentu kewirausahaan telah menjadikan kompetisi inti dalam menciptakan perubahan, pembaharuan dan kemajuan sehingga tidak hanya dapat di gunakan sebagai kiat-kiat bisnis jangka pendek tetapi juga untuk menciptakan peluang.
Dalam bidang bisnis akan menjadi sukses bila memiliki kreativitas dan
inovasi. Melalui kreatif dan inovasi dapat menciptakan nilai tambah atas barang
dan jasa karena melalui kedua proses terebut menciptakan keunggulan bersaing.
Demikian juga di berbagai bidang manapun kemajuan-kemajuan tertentu dapat di
ciptakan oleh orang-orang yang memiliki semangat serta jiwa kreatif dan
inovatif. Dalam era seperti sekarang di butuhkan pemerintah yang berjiwa
wirausahaan karena dengan memiliki jiwa kewirausahaan maka birokrasi dan
intuistusi akan memiliki motivasi optisisme dan berlomba untuk menciptakan
cara-cara yang lebih efesien, efektif, inovatif, fleksibel dan adaptif.
1.2 Konsep, Konteks, dan Hakikat Kewirausahaan
2.2.1 Konsep Kewirausahaan
Ada 5 konsep dasar dalam kewirausahaan yang wajib diketahui adalah sebagai berikut:
1. Kelincahan (agility)
Kelincahan atau agility, merupakan kemampuan
yang dimiliki seseorang untuk mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu
ia bergerak tanpa kehilangan keseimbangan, sehingga dapat beradaptasi dan
bertahan dengan segala perubahan zaman.
Kelincahan ini berkaitan erat antara kecepatan dan
kemampuan belajar terhadap hal yang baru. Pandemi yang datang secara tiba-tiba
seolah-olah mempercepat kebiasaan hidup kita. Dari sisi wirausaha, seseorang
dituntut untuk lincah merespon kondisi ini, baik secara strategi, hasil, dan
pasar.
2.
Daya Tahan (Eundurance)
Daya tahan atau endurance menyatakan keadaan
yang menekankan pada kapasitas kerja secara terus menerus. Banyak sekali sektor
ekonomi gulung tikar di masa pandemi ini. Imunitas pada diri pribadi, maupun
perusahaan, terdampak oleh pandemi.
Daya tahan sangat dipengaruhi oleh kelancaran
produksi, dan penjualan. Jika produk yang dihasilkan masih dibutuhkan banyak
konsumen di masa pandemi ini, dengan sendirinya pemasukan perusahaan akan
mengalir terus. Hanya mereka yang memiliki daya tahan tinggi, bisa lolos dari
ujian.
3.
Kecepatan
Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan
gerakan berkesinambungan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Seorang wirausaha,
harus memiliki kecepatan dalam berinovasi untuk melesat maju untuk menjawab
tantangan pasar dan secepat apa seorang wirausahawan mampu melaju melebihi
pesaingnya.
4. Kelenturan
Kelenturan adalah seseorang yang mampu menyesuaikan
kehidupan dimanapun tempatnya. Kelenturan menjadi salah satu faktor yang
diperlukan dalam beradaptasi. Seorang wirausahawan, diharapkan memiliki
kemampuan beradaptasi yang baik. Dimanapun tempatnya, mampu memaksimalkan
potensi ruang yang ada, untuk melakukan proses usaha, tanpa harus mengeluh
dengan kondisi tempat yang ada.
5. Kekuatan
Kekuatan atau strength, yaitu suatu kemampuan
kondisi fisik manusia yang diperlukan dalam peningkatan prestasi belajar gerak.
Kekuatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat penting dalam
merespon kegiatan kewirausahaan, karena dapat membantu meningkatkan fungsi
komponen-komponen seperti kecepatan, kelincahan dan ketepatan.
Mau jadi yang terdepan atau mampu bertahan dalam
pandemi, jika memiliki semua unsur ini dalam diri seorang pelaku usaha, maka
akan sangat besar kemungkinan untuk bertahan dan memajukan dirinya.
2.2.2 Konteks
Kewirausahaan
Secara konseptual seorang wirausahawan
dapat didefinisikan dari beberapa sudut pandang dan konteks sebagai berikut:
a. Pandangan ahli
ekonomi
Wirausahawan adalah orang yang mengombinasikan
faktor-faktor produksi, contohnya Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia
(SDM), material, dan peralatan lainnya
untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya.
b.
Pandangan ahli
manajemen
Wirausahawan merupakan seseorang yang memiliki
kemampuan dalam mengoptimalkan dan memadukan sumber daya,contohnya bahan mentah
(materials),keuangan (money),tenaga kerja(labours), keterampilan (Skill)
dan Informasi (Information), untuk menghasilkan produk baru, dengan
konsep dan ide usaha yang baru (Marzuki Usman).
c.
Pandangan pelaku
bisnis
Dalam konteks bisnis, menurut Norman M Scarborough
dan Thomas W. Zimmerer (1993) kewirausahaan di definisikan sebagai
berikut.”Wirausahawan adalah seseorang yang Menciptakan suatu bisnis baru dalam
menghadapi risiko dan ketidakpastian untuk maksud memperoleh keuntungan dan
pertumbuhan dengan cara mengidentifikasikan peluang dan memadukan sumber daya yang
dibutuhkan.
d.
Pandangan psikolog
Wirausahawan merupakan jiwa seseorang yang memiliki
dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk mencapai suatu tujuan, gemar
bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
e.
Pandangan pemodal
Wirausahaan
(Entrepreanure) merupakan orang yang menciptakan kesejahteraan untuk
orang lain, menemukan ide baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan, membuka lapangan kerja dan yang lebih penting yaitu disenangi
masyarakat/lingkungan.
2.2.3 Hakikat,
Inti dan Rahasia Kewirausahaan
Pada hakikatnya kewirausahaan itu merupakan kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar ,kiat,dan sumberdaya untuk
menciptakan peluang agar meraih sukses dalam berusaha atau hidup.Inti dari kewirausahaan
menurut Drucker adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang.Dalam konteks manajemen wirausaha adalah seseorang yang memiliki
kemampuan dalam menggunakan sumberdaya (money, materials, man,
teknologi/machine) untuk menghasilkan suatu bisnis baru, produk baru,
proses produksi ataupun pengembangan organisasi usaha. Sekaligus mempunyai
kombinasi elemen-elemen (unsur-unsur) internal yang mencakup kombinasi visi,
motivasi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan kemampuan untuk
memanfaatkan peluang usaha. Menurut Edi Swasono (1978) berkenaan dengan aspek
bisnis, wirausaha adalah pengusaha tetapi tidak semua pengusaha adalah
wirausaha. Ada 6 hakikat penting kewirausahaan, yaitu:
1. Kewirausahaan
merupakan suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang didasarkan pada
sumberdaya, tenag penggerk,tujuan, siasat,kiat,proses dan hasil bisnis.
2. Kewirausahaan
merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
3. Kewirausahaan
merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
problem dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
4. Kewirausahaan
merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha dan pengembangan
usaha.
5. Kewirausahaan
merupakan proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan sesuatu yang
berbeda (inovatif) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan
merupakan usaha menciptakan added value dengan jalan mengkombinasikan
sumberdaya melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Added
value tersebut dapat di ciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru
untuk menghasilkan produk baru yang lebih efisien, memperbaiki produk yang
sudah ada, menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan pada konsumen.
1.3 Karakteristik dan Nilai-nilai Kewirausahaan
1.3.1 Karakteristik Kewirausahaan
Karakteristik wirausaha untuk menuju sukses menjadi faktor penting yang harus diperhatikan oleh seorang wirausahawan. Dalam berbisnis faktor keberhasilannya tidak hanya sekedar dari modal usaha yang sudah dikeluarkan tapi cara kepemimpinan seorang wirausaha untuk menjalankan sebuah bisnis.
Karakteristik
wirausaha dapat didefinisikan sebagai hal yang berhubungan dengan ciri khas,
perilaku, watak, tabiat, sikap serta tindakan seseorang terhadap untuk
mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha.
Secara umum kewirausahaan memiliki beberapa
karakteristik yaitu sebagai berikut:
1. Memiliki
rasa tanggung jawab terhadap usaha-udaha yang dilakukanya
2.
Kepercayaan
akan kemampuan dirinya untuk berhasil
3.
Selalu
mengkhendaki umpan baik yang segera
4.
Memiliki
semangat bekerja keras
5.
Berorientasi
ke masa depan, perspektif dan berwawasan jauh ke depan
6.
Memiliki
keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah.
7.
Lebih
menghargai prestasi dari pada uang
8.
Selalu
belajar dari kegagalan
9.
Kemampuan
dalam kepemimpinan
10. Memiliki dorongan untuk selalu unggul
1.3.2 Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
Adapun beberapa nilai-nilai hakiki kewirausahaan yaitu sebagai berikut:
1. Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap
dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan (Soesarsono
Wijandi, 1988: 33). Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap
dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau
pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu,kepercayaan diri memiliki nilai
keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Orang yang
percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
sistematis, berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu oleh
ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan dalam melakukan pekerjaan.
2. Berorientasi tugas dan hasil
Menurut Angelita S. Bajaro seorang wirausaha
yang berani menaggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan
memenangkan dengan cara yang baik (Yuyun Wirasasmita, 1994:2), menurut Geoffrey
G.Meredith. 1996:37 wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat
dicapai. Pilihan terhadap resiko ini sangat bergantung pada:
a)
Daya
tarik setiap alternatif.
b)
Siap
untuk mengalami kerugian.
c)
Kemungkinan
relatif untuk sukses atau gagal.
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan
hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongankuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencaridan
memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang
besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul,
sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang.
3. Keberanian mengambil risiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko
merupakan salahsatu nilai ke utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak
mau mengambil risiko akan sukar risi memulai atau berinisiatif. Menurut
Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani menanggung risiko adalah
orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik”
(Geoffrey G Meredith, 1996: 37). Wirausaha menghindari situasi risiko yang
rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi
karena ingin berhasil. Dalam situasi risiko dan ketidakpastian inilah,
wirausaha mengambil keputusan yang mengandung potensi kegagalan atau
keberhasilan. Pada situasi ini, menurut Meredith (1996:38), ada dua alternatif
atau lebih yang harus dipilih,yaitu alternatif yang mengandung risiko dan
alternatif yang konservatif. Pilihan terhadap risiko ini sangat tergantung
pada:
a)
Daya
tarik setiap alternatif.
b)
Kesediaan
untuk rugi.
c)
Kemungkinan
relatif untuk sukses atau gagal.
Untuk bisa memilih, sangat ditentukan oleh
kemampuan wirausaha untuk mengambil risiko. Selanjutnya, kemampuan untuk
mengambil risiko ditentukan oleh:
a)
Keyakinan
pada diri sendiri.
b)
Kesediaan
untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk
memperoleh keuntungan.
c)
Kemampuan
untuk menilai situasi risiko secara realistis.
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa-jiwa
kepemimpinan, yang diantaranya yaitu:
a)
Jujur
b)
Kompeten
c)
Berpikir
jauh kedepan
d)
Cerdas/smart
e)
Inspirator
bukan Diktator
f)
Adil
5. Berorientasi ke masa depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah
orang yang memilikiperspektif dan pandangan ke masa. Depan. Karena memiliki
pandangan yangjauh ke masa depan, maka ia selalu berusaha untuk berkarsa dan
berkarya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang mungkin
terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan
masa. Depan. Pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausaha tidak cepat puas
dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu
mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
6. Keorisinilan
Keorisinilan yaitu kemampuan menghasilkan ide
asli dan inovatif dan keberanian mengambil resiko yaitu sejauh mana karyawan
didorong agar inovatif. Kreativitas adalah kemampuan untuk melakukan pemikiran
yang baru dan berbeda. Inovasi adalah kemampuan untuk melakukan tindakan yang
baru dan berbeda. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah teletak
pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan persoalan dan meraih
peluang. Ciri-ciri kepribadian kreatif terletak pada keterbukaan, kreatifitas,
kepercayaan diri, kecakapan, kepuasan, rasa tanggung jawab dan penuh daya
imajinasi. Nilai inovatif, kreatif dan fleksibel merupakan unsur-unsur keorisinilan
seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang kreatif dan yakin dengan
adanya cara-cara baru yang lebih baik (Yuyun Wirasasmita, 1994: 7).
Ciri-cirinya, adalah:
a)
Tidak
pernah puas dengan cara-carayang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut cukup
baik.
b)
Selalu
menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.
c)
Selalu
ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.
2.3.3 Sikap dan kepribadian Wirausaha
Menurut Suharyadi (2007:10) bahwa sikap seorang wirausaha dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari yaitu:
1. Disiplin, yaitu ketepatan komitmen
terhadap kewirausahaan terhadap tugas dan pekerjaannya.
2. Komitmen tinggi, yaitu seorang
wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya kepada konsumen akan memiliki nama
baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut mendapat kepercayaan
dari konsumen.
3. Jujur, yaitu seorang wirausahawan harus
jujur dalam hal karakteristik produk, pelayanan purnajual yang dijanjikan.
4. Kreatif dan inovatif, yaitu seorang
wirausahawan harus memiliki daya kreatif dan inovatif tinggi untuk menciptakan
produk terbaru.
5. Mandiri,yaitu sikap ini sangat mutlak
dimiliki oleh seorang wirausahawan dimana tidak bergantung pada orang lain.
Adapun Seorang wirausahawan memiliki beberapa ciri kepribadian sebagai berikut:
1. Mengetahui target sasaran yang diinginkan.
2.
Mempunyai daya ingat yang baik.
3.
Tenang dalam beraksi.
4.
Optimisme dalam berusaha.
5.
Diplomatis dalam berbicara.
6.
Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.
7.
Bersikap ramah dan sopan.
8.
Bersikap tegas.
9.
Berpengetahuan luas.
2.3.4 Motif Berprestasi
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang
memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu motif
berprestasi (Achievement Motive). Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang
harus terpenuhi. Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk Tindakan
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien di bandingkan
sebelumnya.
Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan
persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2.
Selalu memerlukan umpan balik yang segera
untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.
3.
Memiliki tanggung jawab personal yang
tinggi.
4.
Berani mengahadapi risiko dengan penuh
perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan
secara seimbang (fifty-fifty). Jika tugas yang diembannya sangat ringan,
maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan
yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat rendah.